Tuesday, October 21, 2008

Warsiah Si Tukang Cuci Yang Lugu Dan Jujur

( bagian 1 )


Warsiah, dia hanyalah lulusan sekolah dasar didesanya. Bisa baca tulis, Tapi entah mengapa hanya dengan huruf-huruf balok yang dapat dibaca olehnya. Dia hanya orang biasa seperti orang Jawa lainnya yang hijrah ke Ibukota mengadu peruntunggan demi melanjutkan sisa-sisa perjuangan hidup didunia ini bermodalkan keluguan, kejujuran dan kesederhanaannya.


Perjuangannya dimulai 6 tahun yang lalu. Warsiah beserta Suami(Turiman) dan Anak Semata Wayangnya(Yuli) berangkat ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta Turiman berprofesi sebagai supir angkutan umum dan Warsiah sebagai tukang cuci dari rumah ke rumah.

Kisah Warsiah pun dimulai. Kegigihan dan keramahan Orang Jawa sangat kental dalam diri Warsiah. Ketekunannya dalam pekerjaan tak jarang mendapatkan acungan jempol dari majikan-majikannya dan tak jarang dia sering membawa banyak makanan yang diberikan majikannya untuk dibawa pulang ke rumah.


Sungguh beruntung nasib Warsiah, karna ada salah satu majikannya yang sangat kaya raya dan pemurah yang sangat sayang dan percaya padanya. Tetapi kepercayaan itu tidak dengan begitu saja ia dapatkan. Ya, kepercayaan itu didapatkan atas kejujuran dan keluguannya disuatu pagi. Langit masih gelap dan majikannya pun masih lelap tertidur. Warsiah berangkat dari rumahnya menuju rumah sang majikan. Seperti biasa Warsiah masuk lewat pintu belakang rumah sang majikan dan tak jarang harus melompat pagar karena sang majikan belum bangun. Sang majikan yang memang orang sibuk sering sekali pulang larut malam dan meletakkan pakaian yang telah dipakainya langsung kekeranjang pakaian kotor tanpa memeriksanya terlebih dahulu, tugas Warsiah.pun menjadi bertambah.

Dengan sabar dan teliti dia memeriksa setiap saku celana dan pakaian kotor. Ditengah keseriussannya memeriksa disalah satu celana majikannya dia menemukan uang yang setelah dihitungnya berjumlah 3 juta rupiah. Tanpa berfikir panjang dia langsung memberikannya kepada istri sang majikan yang kebetulan baru saja bangun dan sedang memperhatikannya. Sang majikan pun bangun dari tidur dan langsung bersiap-siap kerja karna hari itu ada tugas keluar kota. Sang majikan yang terburu pun akhirnya lupa atas uang yang ada di saku celananya kemarin malam.


Tiga hari berlalu, Sang majikan yang baru saja pulang dari kalimantan sengaja menghampiri Warsiah. Tanpa basa basi sang majikan langsung menanyakan prihal uang yang tertinggal disaku celana sang majikan kepada Warsiah. Dengan sangat tenang dia menyampaikan semuanya tanpa ada yang ditutupi sedikitpun. Sang majikan pun belalu menemui sang istri untuk membuktikan kebenaran cerita dari Warsiah. Tak lama waktu berselang sang majikan kembali dengan wajah yang sedikit kecewa menatap Warsiah tukang cuci kesayangannya itu. Sang majikan pun menghampiri Warsiah. Sang majikan yang mengira Warsiah berbohong meminta Warsiah kembali mengatakan yang sebenarnya. Dengan tetap tenang karna merasa tidak bersalah Warsiah berkata dengan dialek medok jawanya “ Pak, sudah saya serahkan ke ibu semuanya...” sambil menunjukan catatan kecil miliknya. Di catatan yang ditulisnya dengan huruf-huruf balok itu Warsiah mencatat setiap detil jumlah, tanggal, bulan, tahun bahkan jam penyerahan uang tersebut kepada sang istri majikan. Alhasil sang majikan marah besar kepada sang istri dan terjadilah pertengkaran. Saat yang bersamaan Warsiah pun meminta untuk berhenti.


Waktu berlalu, Sang istri majikan yang telah mengaku bersalah datang menemui Warsiah dan meminta Warsiah kembali bekerja dirumahnya.



Friday, October 17, 2008

Viraaaa Di Korea

Assalamualaikum Wr Wb,...

Sebelumnya saya berterima kasih sekali buat anakku Vira yang kini menimba ilmu di negeri gingseng Korea. komentarnya yang sudah saya baca mungkin puluhan kali tak unjung membuat saya bosan dan melemah, tetapi disetiap kata dalam tulisannya membuat saya menitihkan air mata bahagia saya. Dalam doa, saya mensyukuri apa yang telah saya perbuat saat ini terasa bermanfaat. Selain rasa bangga saya, mungkin ini adalah suatu anugerah bahwasannya saya saat ini memiliki seorang putri yang cantik di Korea sana dan sedang berjuang mendapatkan ilmu yang insyaallah menyelamatkan kita semua di dunia ini. Saya berharap Vira selalu mendapat perlindungan-Nya di negeri yang jauh disana.
Satu kehormatan buat saya untuk kembali menerbitkan tulisan Ananda Vira untuk kita semua agar menjadi pesan yang dahsyat memompa memotivasi kita semua....

Berikut tulisan Ananda Vira dari Korea....


Kata paling indah yang terucap dari bibir manusia adalah “ibu”, dan panggilan yang paling indah adalah “ibu-ku”. Kata yang penuh harapan dan kasih sayang, yang datang dari kedalaman lubuk hati setiap anak di muka bumi ini.

Dia adalah sumber cinta, kebaikan, kasih sayang, simpati dan maaf. Dia yang kehilangan ibu akan kehilangan sebuah jiwa murni yang selalu menjaganya siang dan malam. Setiap ibu adalah pejuang. Ia melahirkan generasi baru di bumi Allah ini dari rahimnya yang suci. Ibunda, engkau semua berjasa... Kami anak-anak mu di dunia ini tak kan mampu membalas semua jasa-jasam
u.

Seluruh isi semesta berbicara dalam bahasa ibu. Matahari adalah ibu bagi bumi. Dan bumi adalah ibu bagi pohon dan bunga-bunga’an yang mekar bersemi. Kata ibu tersembunyi di dalam hati, dan keluar dari bibir di saat sedih atau bahagia bagaikan harum yang keluar dari lubuk bunga-bunga yang merebak, kala terang atau mendung di udara...

Ibu selalu penuh dengan maaf. “MAAF”, sebuah kata yang sangat sederhana dan mudah dilafazkan, namun sangat berat dipahami untuk diterima sebagai sebuah ungkapan yang paling tulus. Sehingga betapa berat kita untuk meminta maaf tapi memang akan lebih berat lagi untuk memberikan maaf. Namun tidak pada Ibu, ia selalu tulus dan penuh keikhlasan memaafkan kekhilafan dan kesalahan setiap anak yang butuh rangkulan tangan dan doanya…

Begitu hebat peran seorang ibu, bagi anak, bangsa, dan dunia ini. Terimakasih bunda, karenamu banyak anak bangsa yang telah terlahir. semoga bumi ini bangga telah melahirkan ibu sepertimu, seperti aku !

viraaaa
Wednesday, October 15, 2008
South Korea



Thursday, October 16, 2008

Anakku Na Burju

Anak Na Burju

Anakku naburju anak hasianku
anakku nalagu
ingot do ho amang di akka podani
natua tua mi

Dung hupaborhat ho namarsikkola i
tu luat na dao i amang
benget do ho amang, benget do ho
manaon na hassit i

Dung lam dao amang, pangarantoan mi
anakku na lagu
sipata lomos do, natua tua mon
disihabunian i

Hutangiangkon do, mansai gomos amang
anggiat muba rohami
dijalo do amang, dijalo do
tangiang hi amang

Ipe amang, hasian ku
anakku naburju
pagomos ma tangiang mi
tu mula jadi nabolon i

Anggiat ma ture, sude hamu pinoppar hi amang
marsiamin aminan, marsitukkol tukkolan
songon suhat di robean i..

anak na burju.....

Tuesday, October 14, 2008

Hanif Yang Lucu

Assalamualaikum wr wb,...

Mohon maaf sebelumnya kepada pembaca,karna beberapa hari ini saya tidak menerbitkan apapun kedalam blog ini. Bukan hati ini mulai bosan atau tak bersemangat lagi untuk menulis, tapi kesibukanku sebagai ibu rumahtangga juga tak bisa ku abaikan begitu saja.

Memang tak banyak kegiatanku. terlepas dari seorang ibu rumahtangga biasa, aku adalah kakak dari seorang ibu yang memiliki 2 putara dan 2 putri. Adikku adalah wanita yang gigih dalam menempuh kariernya dan sangat tangguh sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya.
Ya, terkadang antara karier seorang ibu dan kodratnya menjadi ibu rumahtangga memunculkan dilema yang sangat berat. Bukan berarti karna dia seorang wanita, lantas tak boleh berkarier. Jiwa tegas adikku dikantor dimana dia bekerja sering terbawa dalam lingkup rumah, tak jarang banyak asisten pribadinya alias pengasuh putra ke4-nya yang baru beberapa bulan kewalahan.

Seiring datangnya lebaran sang asistenpun meminta izin untuk pulang kekampung halaman untuk berlebaran disana. Ya, inilah konsekuensi tinggal di kota metropolitan. Dimana pada saat lebaran adalah hari yang dirasa sangat berat karna semua-muanya harus dikerjakan sendiri tanpa bantuan sang asisten pribadi yang selalu siap membantu.
Sebenarnya ini bukanlah masalah yang sangat berat untuk ibu rumahtangga biasa. Tapi hal ini menjadi sangat berat untuk ibu rumah tangga yang juga sebagai wanita karier. Masalahnya muncul ketika sang asisten tidak kembali sesuai kesepakatan sebelumnya. Libur lebaran pun usai, kantor-kantor memulai aktifitas dan pekerjaan menumpuk karna libur lebaran beberapa hari. Adikku pun harus kembali "Ngan-tor" atau masuk kerja. Tetapi kegelisahan muncul karena tak ada asisten yang menjaga si Hanif anak bungsunya yang lucu. Akhirnya dia menelfonku dengan nada yang sangat halus dan memintaku menjaga Hanif selama ia dikantor. Dengan nada yang halus itu, permintaannya tak mungkin kutolak apalagi memang pekerjaanku dirumah telah selesai semua. Anakku sudah pergi kekantor setelah kusiapkan Nasi Goreng Ikan Teri untuk sarapannya.

Aku pun bergegas berbenah diri untuk kerumah adikku yang akhirnya sedikit terlambat kekantor karena menyiapkan apa-apa saja kebutuhan Hanif selama ia pergi kekantor.
waktupun menjelang sore, adikku kembali. Dengan rasa bahagianya ia mengucapkan terima kasih atas semuanya dan akupun merasa bangga karna tak kurang satupun yang terlewatkan untuk Hanif yang ganteng itu. Semua kebutuhannya kuberikan dengan sebaiknya. Tak lama akupun kembali kerumah untuk menjadi ibu rumahtangga dirumahku sambil menunggu anakku pulang dari kantornya.

Ya, itulah kegiatanku kenapa beberapa hari ini aku tidak dapat menerbitkan apapun diblog atau catatanku ini. semoga ada manfaat yang bisa dipetik dari ini semua untuk para pembaca.

Saya ucapkan terima kasih kepada pembaca yang bersedia memberikan waktu dan meluangkannya dengan membaca catatan saya ini.

Wassalam,

Sunday, October 12, 2008

Puisi Untuk Bunda Tercintaku

Kullu Nafsin Dzaikatul Maut
Setiap yang bernyawa pasti akan mati
Yaa Rabb...
Hari ini engkau ambil kembali...
Orang orang yang sangat berarti dalam hidupku...
Setelah delapan tahun silam Engkau ambil
titipanMu dari hamba, "Ayah dari anak-anakku...
belahan jiwaku".
Disaat hamba baru saja mulai tegak berdiri,
kini,...kembali hamba tapakur...tertunduk...
lunglai...
Alangkah sulitnya menghilangkan bayang-bayangmu...
senyummu...candamu.
Bunda...pergilah dengan tenang...pergilah
temui Khaliq-mu, Sang Maha Pencipta.
Ikhlas-ku...doaku mengantarmu.
Ya syafii (Yang Maha Menyembuhkan),
Dzikir yang tak putus-putusnya keluar dengan
ikhlas dari bibirmu menahan sakit tanpa
mengeluh...
Bunda...setiap rintihanmu...hati ini teriris...
Andai dapat berbagi...
Kini,sembuhlah sudah, tak ada lagi rasa
sakit, lenyap sudah...
" Ibu ini ahli ibadah " begitulah ucapan
Ustazah yang memandikanmu.
Amin Ya Allah...
Wajahmu yang beku dengan penuh
Keikhlasan, bagaikan tidu lelap...
Tidur yang tidak akan terjaga kembali...


Innalillahi wa inna illahi rojiun.


ciracas,19 Juni 2006
Nurhayati Hubagjo

Saturday, October 11, 2008

Sepatah Patah Kata Dari Sang Bunda



Assalamualaikum wr. wb.

Diawali atas kebanggaanku kepada semua putra-putraku yang sangat menempatkan aku sebagai ibu yang paling bahagia didunia ini, aku juga ingin berbagi kisah bahagia ini dengan teman, sahabat, dan saudara-saudaraku. Sejujurnya memang tak mudah sampai pada titik dimana aku bisa berada pada tingkat kebahagiaan yang aku dapat rasakan saat ini. banyak lika-liku tajam dan perperangan batin yang aku lalui. namun semua itulah yang menjadikan aku dan anak-anak kebanggaanku mampu melalui dengan sangat baik.

Ya, masa kesedihan telah berakhir. aku dan anak-anakku takkan menangis lagi. sudah cukup mata ini merah membengkak dan kecemasan menghantui dan mungkin saat ini aku sudah cukup tangguh untuk tidak bersedih meratapi kepergiaan orang-orang yang kucintai. Menangis bukan solusi tapi hanya dapat dijadikan pelepas dahaga hati yang gundah. kini aku bahagia dengan semuanya, aku masih diberikan kesempatan memanjakan cucu-cucuku yang insyaallah akan bertambah satu lagi dari putraku yang ke empat.

dari semua itu judul blog atau catatanku ini kunamai Annaku Na burju yang berasal dari bahasa batak yang kumaknai Anakku yang baik budi, anakku yang ku banggakan dan anakku adalah harta segalanya bagiku.

Kesan Dan Motivasi Anda

"Sedikit Coretan Anda di Blog Ini Sangat Berarti Untuk Saya"